Mangga & Mengkudu Bisa untuk Pengobatan Kanker
Margaret Puspitarini
Ilustrasi : Corbis
JAKARTA - Beriklim tropis, Indonesia memiliki ragam tumbuhan yang melimpah. Bahkan, dari total 40 ribu jenis tumbuhan yang ada di dunia, 30 ribu jenis di antaranya ada di Indonesia. Tidak hanya itu, 940 jenis merupakan tumbuhan berkhasiat obat.
Kekayaan ini yang menarik perhatian Ediati untuk melakukan penelitian lebih lanjut sehingga dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Berdasarkan penelitian terhadap senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan berkhasiat obat tersebut, dia menemukan adanya aktivitas imunomodulator.
Dia menyebutkan, sumber alam yang telah diteliti dan mempunyai efek sebagai imunomodulator di antaranya jamur Ling Zhi, jintan hitam, kedelai, keladi tikus, mangga, mengkudu, meniran, rumput laut, sambiloto, sarang semut, sirih merah, dan susu kuda. Menurut Edia, pengembangan produk imunodulator bahan alam dapat dimanfaatkan untuk menekan tingkat kejadian penyakit infeksi.
Bahan tersebut, lanjutnya, mampu memodulasi sistem imunitas dengan berperan menjaga kondisi homeostatis tubuh serta membantu tubuh memperbaiki ketidakseimbangan sistem imun. “Selain berperan memerangi penyakit infeksi, imunomodulatior juga berkembang menjadi pilihan pencegahan, serta pengobatan kanker,” ujar Edia, seperti dinukil dari laman UGM, Jumat (9/11/2012).
Di antara beberapa tanaman obat, Edia menyatakan, mengkudu dan mangga merupakan bahan alam yang bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat untuk bahan imunomodulator. Mengkudu diketahui berkhasiat memiliki antibakteri, antitumor, antivirus, anthelmentika, analgesik, antiinflamasi dan peningkat sistem imun. “Buah mengkudu yang kaya polisakarida dapat digunakan sebagai peningkat kekebalan,” ungkapnya.
Sedangkan buah mangga, tambahnya, memiliki kandungan mangiferin yang mampu menghambat aktivasi nuclear factor kappa B dan mampu meningkatkan kadar enzim GSH di dalam sel dan meningkatkan potensi dari agen kemoterapeutik. “Cocok untuk dijadikan terapi kombinasi untuk penyakit kanker,” imbuh Edia
.
Kekayaan ini yang menarik perhatian Ediati untuk melakukan penelitian lebih lanjut sehingga dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Berdasarkan penelitian terhadap senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan berkhasiat obat tersebut, dia menemukan adanya aktivitas imunomodulator.
Dia menyebutkan, sumber alam yang telah diteliti dan mempunyai efek sebagai imunomodulator di antaranya jamur Ling Zhi, jintan hitam, kedelai, keladi tikus, mangga, mengkudu, meniran, rumput laut, sambiloto, sarang semut, sirih merah, dan susu kuda. Menurut Edia, pengembangan produk imunodulator bahan alam dapat dimanfaatkan untuk menekan tingkat kejadian penyakit infeksi.
Bahan tersebut, lanjutnya, mampu memodulasi sistem imunitas dengan berperan menjaga kondisi homeostatis tubuh serta membantu tubuh memperbaiki ketidakseimbangan sistem imun. “Selain berperan memerangi penyakit infeksi, imunomodulatior juga berkembang menjadi pilihan pencegahan, serta pengobatan kanker,” ujar Edia, seperti dinukil dari laman UGM, Jumat (9/11/2012).
Di antara beberapa tanaman obat, Edia menyatakan, mengkudu dan mangga merupakan bahan alam yang bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat untuk bahan imunomodulator. Mengkudu diketahui berkhasiat memiliki antibakteri, antitumor, antivirus, anthelmentika, analgesik, antiinflamasi dan peningkat sistem imun. “Buah mengkudu yang kaya polisakarida dapat digunakan sebagai peningkat kekebalan,” ungkapnya.
Sedangkan buah mangga, tambahnya, memiliki kandungan mangiferin yang mampu menghambat aktivasi nuclear factor kappa B dan mampu meningkatkan kadar enzim GSH di dalam sel dan meningkatkan potensi dari agen kemoterapeutik. “Cocok untuk dijadikan terapi kombinasi untuk penyakit kanker,” imbuh Edia
.